Prof. Dadet, salah satu periset PENS saat sedang melihat Inovasi Motor.
www.diksiana.com - Periset Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) yang tergabung dalam Center for Research and Innovation on Advanced Transportation Electrification (CReATE) bekerja sama dengan SMKN 3 Buduran, SMKN 1 Jenangan Ponorogo serta beberapa Perusahaan, di antaranya PT Efortech, PT Cipta Raya Teknovasi, dan Industri kecil (UMKM) pengecoran logam mengembangkan inovasi Motor Axial Flux Permanent Magnet Brushless Direct Current (AFPM BLDC).
Pengembangan
inovasi ini menjadi salah satu implementasi Gerakan Kampus Berdampak, yang
diwujudkan melalui skema Berlian, Program Katalisator Kemitraan Berdikari yang
didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Inovasi motor
ini menjawab kebutuhan pasar domestik, di samping meningkatkan Tingkat Komponen
Dalam Negeri (TKDN).
Ketua
Tim, Prof. Dadet Pramadihanto menyampaikan jika teknologi ini nantinya akan
dikembangkan lebih massive dengan menghadirkan pabrik pembuatannya
melalui pembangunan prototype production line. “Tim kami membuat
berbagai tipe Motor Axial Flux BLDC, baik 2 kw hingga 5 kw, dari proses desain
hingga prototipe. Tak hanya itu, kami juga berencana membangun prototype
production line. Motor ini proses pembuatannya cukup rumit dan memerlukan mesin-mesin
serta tools atau peralatan khusus yang tidak ada di pasaran. Sehingga
pengembangan mesin ini menjadi hal yang perlu mendapat perhatian khusus, jika
ke depannya harus mengarah ke industrialisasi,”terang Dadet.
Sebelumnya
motor buatan anak bangsa ini pernah dipamerkan dalam ajang Trade Expo Indonesia
2024 lalu, dan menarik perhatian mitra internasional. Salah satunya dari
Perusahaan Nigeria yang kemudian bekerja sama dan melakukan penanda tanganan
naskah kerja sama. Produk ini tidak hanya relevan untuk pasar domestik, tetapi
juga memiliki potensi ekspor yang besar. Dengan penguatan rantai pasok
domestik, motor ini diharapkan menjadi salah satu komponen utama dalam
ekosistem kendaraan listrik nasional.
“Selain
peningkatan TKDN, negara dapat melakukan penghematan devisa, menciptakan
lapangan kerja, serta menguatkan daya saing industri lokal. Mengingat produksi
skala besar motor ini akan mengarah pada harga yang kompetitif, jika harus
dibandingkan dengan produk impor. Di satu sisi, industrialisasi motor AFPM ini
juga memberikan dampak lingkungan yang positif dengan mendorong adopsi
kendaraan listrik yang ramah lingkungan dan berkontribusi pada pengurangan
emisi karbon di sektor transportasi,”lanjutnya.
Beliau
pun menjelaskan jika pada produksi motor kali ini, akan dilakukan optimalisasi
performa melalui perubahan desain dan kapasitas motor. Progress pembuatan motor
sudah mencapai 75%. Tinggal menunggu parts motor yang dikerjakan oleh
SMKN 3 Buduran, poros yang pengerjaannya oleh SMKN 1 Jenangan Ponorogo dan
casing motor yang dibuat oleh salah satu Industri Kecil (UMKM) yang bergerak di
bidang Pengecoran logam. Termasuk juga baterai dari China, yang dalam proses
pengiriman. “InshaAllah tinggal assembling dan kalau sudah ada semua
tidak memakan waktu lama,”imbuh beliau.
Masih
menurut Dadet, proses penelitian yang dikerjakannya bersama tim ini juga
melibatkan mahasiswa serta PLP (laboran) yang ada di PENS. Cakupan tahapan yang
dikerjakan meliputi desain ulang, simulasi teknis menggunakan Ansys Maxwell,
fabrikasi prototipe, dan pengujian performa. “Dan, semua tahapan ini akan
menjadi laboratorium dunia nyata mahasiswa PENS, karena termasuk bagian
pembelajaran,”katanya tersenyum.