Transformasi Keamanan Jalan, Bidik Jaminan Ketahanan Pangan Nasional

 

Kasubdit III Jatanras Polda Jawa Timur AKBP Arbaridi Jumhur memberikan sosialiasi. Ia menjamin keamanan jalur distribusi logistik di akses masuk Tol Probolinggo.




Surabaya
– Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Jawa Timur mengambil langkah konkret dalam mendukung program prioritas pemerintah terkait ketahanan pangan nasional.Ditreskrimum Polda Jatim resmi meluncurkan proyek perubahan bertajuk "Transformasi Sistem Penanganan Kejahatan Jalan Raya untuk Mendukung Stabilitas Keamanan dan Ketahanan Pangan Nasional." Proyek inovasi ini digagas oleh Kasubdit II Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Arbaridi Jumhur, S.H., sebagai respons terhadap meningkatnya gangguan kriminalitas di jalur logistik pangan.

AKBP Arbaridi Jumhur menjelaskan bahwa ide ini lahir dari keprihatinan atas maraknya tindak kejahatan di jalur distribusi logistik. "Gagasan atau ide ini lahir dari keprihatinan atas maraknya tindak kejahatan di jalur distribusi logistik yang berdampak langsung terhadap kestabilan pasokan dan harga pangan," ujar AKBP Jumhur, Jumat (07/10/25).

Menurut data Jatanras Polda Jatim, lebih dari seratus kasus pencurian dengan kekerasan (curas) terjadi di jalur utama logistik Jawa Timur sepanjang semester pertama medio 2024-2025. Modus kejahatan beragam, mulai dari perampasan hingga penipuan dengan penyamaran sebagai aparat. Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan tercatat sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi.

Menghadapi kondisi ini, proyek perubahan tersebut mengusung strategi kolaborasi lintas sektoral berbasis teknologi. Dibentuklah tim kerja terpadu melalui surat perintah Ditreskrimum Polda Jatim, yang melibatkan Ditreskrimum Subdit Jatanras, Satlantas, Dinas Perhubungan, dan instansi terkait ketahanan pangan.

Strategi utama proyek ini adalah penguatan sistem pengamanan, pemanfaatan platform digital, serta percepatan respons dan tata kelola penanganan ancaman di lapangan.

AKBP Jumhur menegaskan proyek ini fokus pada tindakan prediktif dan preventif, bukan hanya represif. Pelatihan lintas fungsi dan pengembangan sistem digital ditargetkan berjalan hingga tahun 2026.

Direktur Reskrimum Polda Jatim, Kombes Pol Widi Atmoko, menyambut baik gagasan tersebut dan menilainya sebagai langkah kongkret yang sejalan dengan pembangunan nasional.

 "Ketahanan pangan tidak akan stabil dan aman tanpa jalur distribusi yang aman. Sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga rantai pasok dari hulu ke hilir," ungkap Kombes Widi Atmoko.

Melalui kampanye publik bertajuk "Jalan Aman, Pangan Terjamin", Polda Jatim berupaya menumbuhkan kesadaran bahwa keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama.*(Min)